Badminton dan Pernikahan

Salam olahraga...

Olahraga badminton atau bulutangkis diperkirakan berkembang sekitar 2000 tahun lalu di Mesir kuno, beberapa menyebutnya berkembang pertama kali di India dan Republik Rakyat Tiongkok atau China. Permainan ini kemudian berkembang di wilayah Inggris sekitar tahun 1854. Akan tetapi, olahraga badminton ini secara kompetitif pertama kali diperkenalkan oleh petugas Tentara Britania di Poona. Sehingga permainan ini banyak disebut dengan poona. Kemudian para tentara Britania tersebut membawanya kembali ke daratan Inggris. Dan, permainan ini berkembang dengan pesat di Inggris.  Olahraga poona ini berganti nama menjadi badminton pada tahun 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spraat, seorang penyalur mainan Inggris. Pamflet tersebut berjudul ‘Badminton Battledore-a new game’.  Badminton ini berkembang begitu pesat di wilayah Jepang, Republik Rakyat Tiongkok dan Siam kala itu, olahraga ini dibawah oleh penduduk Inggris. Saat Inggris mengolonisasi negara-negara di benua Asia.  Peraturan tentang badminton itu sendiri dibuat oleh salah satu klub Inggris yang bernama Badminton Bath Club, pada tahun 1877.  Disusul dengan dibentuknya asosiasi badminton Inggris pada tahun 1893. Dan, kejuaraan pertama kali digelar pada tahun 1899. Kejuaraan tertua ini dikenal dengan All England (Sumber : www.wikipedia.com). Turnamen dengan predikat Super Series Premier ini masih dipertandingkan hingga sekarang, dan merupakan salah satu kejuaraan bergengsi dengan hadiah yang sangat wah.
(Credit)

Badminton mempertandingkan 5 partai yaitu: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Salah satu partai yang sangat menarik buatku adalah partai ganda campuran. Mengapa disebut sebagai ganda campuran, karena dalam satu tim terdapat satu atlit putra dan satu atlit putri. Kebanyakan atlit putri berperan sebagai playmaker atau yang mengatur jalannya pertandingan. Sementara, atlit putra-nya adalah sebagai penggebuk, yang bertugas melakukan smash keras sehingga lawan tidak bisa mengembalikan shuttlecock lagi.  Akan tetapi, atlit putra tidak selalu berada di belakang.  Sesekali mereka juga bermain di depan dan berperan sebagai pengangkat bola.  Atlit putri jaman sekarang juga smashnya lumayan keras. Intinya sih rotasi pemain harus berjalan dengan baik, karena badminton bukan sekedar menahan shuttlecock untuk tidak jatuh di bidang permainan sendiri, akan tetapi badminton juga adalah permainan strategi.

Atlit putra dan putri dalam permainan badminton di sektor ganda campuran ini, harus punya chemistry satu sama lain. Atlit putra harus tahu, kapan harus melakukan smash dan kapan harus bertahan serta kapan harus melakukan dropshot saja. Atau sesekali harus melakukan gerak tipu. Begitupun dengan atlit putri, harus tahu kapan mengangkat bola, kapan harus placing bola saja dan kapan harus ikut membantu serangan ataupun kapan bersama-sama harus bertahan. Dalam permainan badminton, untuk mematikan lawan tidak harus dengan smash. Ada banyak cara untuk mendapatkan poin. Menunggu lawan mati sendiri juga tidaklah mudah, karena lawan tentulah ingin pertahanannya tidak mudah jebol. Justru pada saat posisi diserang, jika konsisten bertahan, para pemain ganda bisa membalikkan keadaan. Ketika lawan begitu bernafsu mematikan lawan dengan smash, jika sabar bisa jadi yang nyerang itu akan melakukan kesalahan sendiri. Entah karena mereka terlalu terburu-buru, bola nyangkut di net atau pengembaliannya melebar. Dibutuhkan kesabaran dalam hal ini.

Begitupun dalam mengarungi kehidupan pernikahan, ada suami dan ada istri. Kedua makhluk ciptaan Tuhan berbeda jenis kelamin ini, tentulah punya karakter dan watak masing-masing. Dua orang yang berbeda disatukan dalam ikatan suci yang disebut pernikahan. Layaknya atlit ganda campuran, suami dan istri harus punya chemistry. Harus saling memahami satu sama lain. Biar tidak sering beradu raket alias bertengkar. Suami dan istri harus saling berbagi peran. Urusan domestik tak melulu monopoli istri, sesekali suami wajib membantu istri. Apalagi jika istri terlihat letih, kadang-kadang rasa bosan menyerang dan istri butuh ‘me time’ entah dengan teman-teman atau sendiri saja. Istri pun demikian, jangan karena keseringan dibantu malah keenakan. Yang ngerjain urusan domestik malah suami semua. Ada yang seperti ini? Ada.

Pencari nafkah yang utama adalah suami, dari merekalah sehingga dapur rumah tangga bisa mengepul. Akan tetapi, mencari nafkah jaman sekarang tidak hanya dilakukan oleh suami. Banyak kok istri-istri yang berkarir, dan membantu suami mencari nafkah. Kalau menurutku istri yang bekerja itu tidak masalah, asal ada izin dari suami. Ketika diberikan izin untuk bekerja atau mengaktualisasikan diri sesuai dengan bidang yang diinginkan, sebagai istri jangan menjadi lupa akan peran utamanya sebagai istri dan ibu. Jangan mentang-mentang suami penghasilannya lebih rendah dari istri, jadi seenaknya. Syndrome seperti ini biasanya menjangkiti istri-istri yang kariernya melesak melebihi suami. Karier yang meningkat, otomatis pendapatan pun menjadi semakin tinggi. Tidak masalah, justru patut disyukuri. Akan tetapi, jangan karena alasan tersebut membuat para istri menelantarkan rumah tangganya. Yang harus diingat, karier yang baik karena ada dukungan dari keluarga utamanya suami. Begitupun sebaliknya, suami yang sukses karena ada istri yang hebat mendampinginya.

Suami dan istri harus menjalankan perannya dengan baik, saling berpegangan tangan supaya rumah tangga kian kuat. Dengan berpegangan tangan berarti suami dan istri saling menguatkan. Tidak ada rumah tangga yang adem ayem, pasti ada riak-riak kecil yang mengiringi, bahkan badai biasanya datang menerjang. Jika bahteranya kurang kuat, yah karamlah akhirnya. Bahtera yang karam, membuat penumpangnya tak tentu arah. Jika berhasil selamat pun, biasanya menyisakan trauma yang sangat mendalam. 

Layaknya ganda campuran, suami dan istri pun harus saling mengisi satu sama lain. Harus tahu kapan suami tidak mau diganggu, dan harus tahu kapan istri sedang PMS. Beberapa hari lalu, aku melihat potongan video Zhao Yunlei/Zhang Nan, tapi aku lupa kala itu turnamen apa dan pertandingan apa. Yang sangat berbekas adalah, saat Zhao Yunlei melihat raket Zhang Nan putus. Sementara Zhang Nan masih menghajar lawannya dengan smash, Zhao Yunlei berlari untuk mengambilkan raket yang baru buat Zhang Nan. Ohh soo sweet. Begitupula dalam rumah tangga, istri harus pintar melayani suami dan tahu apa yang diinginkan suami. Ketika suami marah, jangan dibalas dengan marah. Jikalau istri ngambek, suami jangan pula ikut-ikutan ngambek. Bujuklah. Terkadang istri itu senang dibujuk dan dirayu, eaaa.

Selain itu, komunikasi antara suami dan istri harus jalan. Terkadang istri tidak mau mengatakan apa yang diinginkannya, hello suami bukan cenayang, yang bisa membaca fikiran orang lain. Yah, kalau pengen gadget baru, ngomonglah baik-baik. Kalau suami tak punya duit, bersabarlah. Jangan karena keinginan tak diikuti, langsung ngambek. Lha kalau tak ada duit, masak mau dipaksakan. Memaksa suami untuk berutang, atau bahkan yang lebih parah, korupsi. Hanya untuk memenuhi keinginan istri, jangan sampai deh. Dalam rumah tangga biasanya ada skala prioritas, jika suami tak sanggup membelikan gadget baru, sementara di tabungannya duitnya banyak. Jangan keburu menarik kesimpulan bahwa suami pelit. Bisa saja suami lagi menyimpan duit untuk beli rumah baru, hadiah perkawinan gitu #kodekeras.

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (Credit)
Dari filosofi suami dan istri inilah, mungkin pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bisa mengambil pelajaran. Yah, memang sih mereka bukan suami istri, tapi setidaknya bisa belajar dari kehidupan rumah tangga. Bahwa dalam rumah tangga harus ada chemistry, saling pengertian, berbagi peran, saling bantu, saling memahami dan terutama harus ada komunikasi. Bisa jadi, pasangan ganda campuran kita ini sedang lelah atau jenuh. Yah, mungkin mereka butuh refreshing atau me time. Secara skill dan kemampuan, kurang apa sih mereka. Sudah juara dibanyak turnamen bergengsi. Apalagi yang kurang. Mungkin mereka harus bertanya kembali tentang motivasi bertanding mereka apa sebenarnya? Sekedar menjadi juara atau ingin mengharumkan nama bangsa. Nama besar Liliyana Natsir sudah tidak diragukan lagi, Tontowi meskipun belum melegenda seperti Butet –panggilan Liliyana Natsir– tapi sesungguhnya mentalnya sudah teruji. Dan, panggung olimpiade sudah di depan mata. Butet tentu ingin menutup kariernya dengan medali emas, Tontowi pun ingin menggenapi semua gelarnya dengan medali emas olimpiade. Untuk itu, bangkitlah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kami selalu mengirimkan do’a-do’a terbaik untuk kalian di medan ‘tempur’. Karena kami mencintaimu.


 Salam,
-Aty Elias-

11 komentar

Tira Soekardi mengatakan...

unik filosofi bulutangkis dihubungkan dg pernikahan, he,he

Blogs of Hariyanto mengatakan...

menganalogikan pasangan suami istri dengan filosofi bulutangkis..wow sungguh keren...., smoga bulutangkis Indonesia bisa berjaya lagi di dunia..
maaf baru sempat mampir ke blog super ini, salam dari Makassar-Banjarbaru, Keep Happy Blogging Always :-)

Ade anita mengatakan...

Wahh..baru baca aku ada filosofi bulutangkis di dalam pernikahan. Btw.di jakarta makin banyak tuh bapak rumah tangga

Aty Elias mengatakan...

Hahaha...iya nih mak, asal ada ide aja 😊

Aty Elias mengatakan...

Iye gpp daeng. Iyaa nih semoga berjaya kembali ☺

Aty Elias mengatakan...

Wkakak, iya mba. Sebenarnya sih pengen kasih semangat Owi/Butet.ohh, bapak RT sdh bnyk di Jakarta...

Aty Elias mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Aty Elias mengatakan...

Iye gpp daeng. Iyaa nih semoga berjaya kembali ☺

Aty Elias mengatakan...

Hahaha...iya nih mak, asal ada ide aja 😊

David mengatakan...

Good Job!!
Water Flosser

Sweet Tooth and Sass. mengatakan...

I definitely have found a new obsession with any dessert that includes cranberries and oranges together. There is just something magical about the combination. CHOCOLATE HAZELNUT COOKIES click for more info...