Postingan ini diikutkan dalam 8 minggu ngeblog bersama anging mammiri, minggu kelima dengan tema CINTA PERTAMA.
Indah terasa indah
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki
Bila kita terbuai dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa
Keinginan saling memiliki
Dan bila itu semua
Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan kita
Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta
Tak semudah seperti yang pernah terbayang
Menyatukan perasaan kita
Tetaplah menjadi bintang di langit
agar cinta kita akan abadi
biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
agar menjadi saksi cinta kita berdua, berdua
agar cinta kita akan abadi
biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
agar menjadi saksi cinta kita berdua, berdua
Sudah, terlambat sudah
Ini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini
Ini semua harus berakhir
Mungkin inilah jalan yang terbaik
Dan kita mesti relakan kenyataan ini
Bagi
pencinta lagu Padi pasti sangat familiar dengan bait – bait lagu di atas. Jangan, jangan salah pengertian dulu, lagu
Padi dengan judul Kasih tak Sampai itu bukan mewakili cerita cinta pertama-ku,
tapi ini mewakili kisah cinta dari seorang sahabat karibku layaknya saudara
sebut saja namanya Syifa. Sudah bertahun
– tahun kami bersahabat sering bertengkar, salah paham tapi kami tetap saling
menyayangi yah begitulah pesahabatan kami selalu mengalami pasang surut.
Syifa
punya catatan cinta pertama tersendiri buatku, karena boleh dibilang akulah mak
comblangnya untuk cinta pertamanya itu, kekasihnya yang bertubuh tinggi besar
dan menurut Syifa cakep-nya selangit *tapi bagiku biasa saja sih, sekali lagi
ini masalah selera, hehehe. Kekasih Syifa
ini kita sebut saja Arya. Aku sekelas
dengan Syifa dan Arya, awal ceritanya memang Syifa-lah yang menurutku jatuh
cinta pertama kali dengan Arya. Hampir setiap
malam Syifa selalu curhat tentang Arya, sebagai teman yang baik aku selalu
meluangkan waktu untuk mendengar cerita Syifa, apalagi Syifa juga type orang
yang selalu mau di dengarkan dan bercerita, memang sih kata sebagian teman –
teman membosankan, tapi buatku namanya sahabat yagh mestinya kita dengarkan dan
pahami sifatnya tokh kita juga kelak pasti butuh teman curhat khan?.
Syifa
memang type cewek pantang menyerah, walaupun secara tidak langsung sebenarnya
Arya tidak merespon Syifa, tapi Syifa selalu memberikan kejutan – kejutan kecil
buat Arya. Hasilnya tepat di hari ulang
tahun Syifa akhirnya Arya dan Syifa jadian, aku turut merasakan kebahagiaan
Syifa, walaupun kadang aku juga merasa berdosa sih, biasanya Arya gak nitip
salam kubilang Arya nitip salam, hanya untuk menyenangkan hati Syifa *maaf...
Tahun
terus berganti, Arya dan Syifa tetap menjalin hubungan walaupun mereka saling
berjauhan, karena Arya menempuh pendidikan ke propinsi lain dan Syifa tetap di
Makassar, yang kutahu cinta Syifa pada Arya tetap seperti dulu, tidak berubah
sama sekali. Tapi Arya siapa yang tahu.
Sampai
masa pendidikan mereka berdua selesai, Syifa masih terus mengharap cinta Arya,
kufikir Arya pun demikian karena Arya masih sering nyamperin Syifa ke rumahnya.
Tidak ada masalah sama sekali sampai hubungan mereka berlangsung 10 tahun tapi
belum ada itikad baik dari Arya untuk mengakhiri hubungannya dengan Syifa ke
jenjang pernikahan, apalagi setahuku Syifa sudah berkorban banyak hal pada
Arya, termasuk materi. Barangkali cinta
memang tidak bisa diukur dengan materi tapi buatku hal ini penting untuk
diperhatikan, sahabatku Syifa sudah banyak berkorban tapi kok belum dilamar –lamar
juga yah, apalagi aku dan beberapa teman lain sudah menikah tapi Syifa masih
setia melajang menunggu Arya. Sebagai sahabat
aku memberanikan diri bertanya pada Arya tapi jawaban yang kudapatkan juga tidak
memuaskan, sebagai perempuan aku jadinya berfikir apakah Arya serius pada
Syifa, makanya aku juga bertanya pada Syifa, sampai kapan dia mau menunggu
Arya, tapi yah begitulah Syifa dia marah padaku, sampai setahun lebih dia tidak
pernah menghubungiku. Yah kufikir
mungkin Syifa sedang mempertimbangkan apa yang kukatakan padanya saat itu, aku
memang menyarankan untuk mencari lelaki lain yang tentunya lebih punya tanggung
jawab. Menurutku lelaki bertanggung
jawab itu bukan hanya memacari orang tapi mau mengikat hubungan lebih serius
lewat pernikahan. Kalau lelaki masih
belum siap untuk menikah buatku itu bukan lelaki bertanggung jawab, itu
menurutku.
Aku
lupa saat itu siang hari bolong, ponselku berdering. Terburu – buru aku mengangkatnya, rupanya
telepon dari Arya. Iya Arya kekasihnya Syifa, surprise banget kalau bisa
dibilang tumben banget nelpon di siang bolong.
Dan lebih surprise lagi Arya menginformasikan kalau dia sudah menikah,
tapi yang membuat tandukku rasanya mau berdiri adalah karena Arya menikahnya
bukan dengan Syifa tapi dengan perempuan lain, alasannya dia dijodohkan. Hallo percuma ajah dong Syifa nunggu sampai
12 tahun tapi ditinggalkan juga. Waktu usia hubungan mereka sudah menginjak
tahun ke-10 aku memang sudah mendesak Syifa untuk menanyakan keseriusan Arya
tapi pemirsa kenyataan yang kudengarkan di siang bolong itu membuatku tambah
panas plus tanduk keluar. Dan si Arya yang katanya cakep selangit itu bilang
gak usah ngomong dulu ke Syifa. Halahhh bodoh
emang kamu siapa mau ngatur2 aku. Langsung
saat itu juga kutelpon Syifa, terserah Syifa mau marah padaku atau tidak,
kenyataan ini harus kuberitahukan pada Syifa.
Kenyataannya memang lagi – lagi marah padaku, aku tidak peduli semua
teman – teman dekatku kuberitahu, alhasil semua mengutuk Arya, glekkk...
sumber klik disini
Seiring
berjalannya waktu Syifa sudah bisa menerima kenyataan sepertinya karena Syifa
sudah mulai ta’aruf dengan seorang ustadz muda, walaupun umurnya lebih muda
dari Syifa tapi saranku pada Syifa cinta itu tidak memandang usia. Aku yakin dengan si ustadz muda ini lebih
punya tanggung jawab. Syifa sudah mulai
mendekati kebahagiaannya tapi Arya datang lagi dan menurutku Arya cuman jadi
pengganggu dalam hubungan ta’aruf Syifa dan si ustadz muda ini. Arya berdalih kalo dia sedang bermasalah
dengan istrinya, katanya istrinya tidak suka pada Arya. Artinya Arya ingin kembali lagi pada
Syifa. Sebagai sahabat aku turun tangan
kembali memberikan semangat pada Syifa supaya MENOLAK tawaran Arya untuk
kembali merajut kasih dengan Syifa. Arya
memang punya pesona tersendiri karena keluarga Syifa memang lebih setuju atas
hubungan Syifa dan Arya dibanding dengan si ustadz muda. Tapi kenapa aku tidak mau berpihak pada Arya,
sekali lagi ini masih menurutku Arya bukanlah type laki – laki yang baik buat
dijadikan suami, apalagi buat Syifa. Karena
tidak mendukung Arya, sampai detik ini Arya tidak mau menegurku, bahkan
membuang muka kalau ada aku disitu, jika dalam satu forum disitu ada aku pasti
Arya akan meninggalkan forum itu, hellow aku tidak peduli bro, selama apa yang
menurutku benar maka itulah yang akan kuperjuangkan.
Aku
terus menyemangati Syifa, kalau tak selamanya cinta itu saling memiliki, tak
selamanya cinta pertama itu harus berakhir di pelaminan, cobalah berfikir dan
membuat list kebaikan – kebaikan si ustadz muda dan bandingkan dengan Arya,
jangan lupa buat juga daftar hal – hal yang kelakuan – kelakuan Arya yang
membuat sakit hati bandingkan dengan si ustadz muda. Dikerjakan saranku atau tidak oleh Syifa,
ternyata Syifa memang lebih memilih si ustadz muda. Alhamdulillah.
Yah
sekarang Syifa dan ustadz muda kini sudah merangkai mimpi bersama dalam satu
ikatan cinta yang lebih suci. Mereka telah
menikah walaupun banyak jalan terjal yang mereka lalui berdua. Salah satu tantangannya karena Arya juga
mengajukan diri menjadi pedamping Syifa ke orang tua Syifa. Tapi sekali lagi Alhamdulillah ustadz muda
tetap jadi pemenangnya, maaf untuk proses mereka menuju pernikahan Syifa dan
ustadz muda ini tidak aku ceritakan. Rahasia.
Barangkali
kisah Arya dan Syifa sangat sesuai dengan lagu padi diatas. Kisah ini pun bisa menjadi pelajaran buat
kita semua bahwa tak selamanya cinta pertama itu mesti saling menyatu. Lelaki yang bertanggung jawab adalah lelaki
yang mau membawa wanita-nya ke jenjang yang lebih serius yaitu MENIKAH. Cinta memang terkadang berakhir bahagia dan
tidak pakai logika tergantung insan – insan pencinta itu sendiri, apakah mereka
mau menggunakan logikanya untuk urusan cinta ataukah menuruti hawa nafsunya
sendiri. Bagaimana dengan kisah cinta pertama kalian, bersatukah atau berakhir
tak bahagia seperti kisah Syifa??
Salam Cinta
==================================
Postingan ini disertakan dalam # 8 minggu ngeblog bersama anging mammiri.
6 komentar
Komentar ah... :).. Banyak laki-laki yg gak bertanggungjawab kyk Arya n datang lagi mnjadi pengganggu... #korban ...hehehe. Tpi banyak jg laki2 kyk ustadz muda itu yg berorientasi menikahi perempuannya...
Kalo kuceritain semua secara detil, wuihh, luar biasa i2 pengorbanan Syifa lho, akunya yg selalu sewot, mendorong2 mencari penggantix, bayangkan sdh nunggu slama 10 thn lbh rupax doi kawin ma org lain, siapa yang tdk sakit hati....
Bahagia dooong ... I married my first love :D
Btw, untungnya Syifa terbuka pikiran dan hatinya ya. Saya dumba2 baca tadi, jangan sampai dia memilih Arya. Duh, pingin saya ketok kepalanya laki2 itu ...
i2 karena kompornya kompor Quantum kk niar, hehehhe ;-) saking kompornya ini Arya namusuhi seumur hidupkah sepertix, tp terserah lah hak dia kok mw marah ato tdk, yg jelas sahabatku Syifa tdk dsakiti lg, bayangkan 12 thn menunggu dan hasilx hanya bikin sakit hati...
Tau gak, awalnha aku merasa kenal dengan syair ya g semula kusangka puisimu.. setelah meras tau lalu buk you tube dan jadilah aku karaokean dulu dengan syair lagumu.... hahahahahaha
Hahahaha....aslinya yg hafal tuh lagu suami mbak, dia nyanyi kuulis deh lirikx, lah aku mana hafal lagu2nya padi, :-)
Posting Komentar