Logo Federasi Bulu Tangkis Dunia (Sumber : dari sini) |
Siapa
yang juara, siapa, siapa cobaaa???
Taraaaa,
yang juara adalah atlit – atlit bulu tangkis Indonesia. Yah, mereka berhasil mengamankan dua gelar
juara di nomor ganda putra dan ganda campuran.
Hatiku sangat berbunga – bunga, bukan apa – apa selain sepakbola, bulu
tangkis itu adalah juga cinta pertamaku, klik ceritaku tentang cinta pertamaku
itu disini.
Setelah hampir 6 tahun tidak menjuarai
worldchampionship alias kejuaraan dunia, akhirnya pasangan ganda campuran
Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir dan pasangan ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra
Setiawan berhasil memecah kebuntuan tersebut.
Di tahun 2007 lalu Liliyana Natsir juga berhasil menjadi kampiun di
kejuaraan dunia, saat itu Liliyana Natsir berpasangan dengan Nova Widianto yang
sekarang menjadi pelatihnya. Hendra
Setiawan juga sudah pernah menjadi juara dunia tapi saat itu Hendra berpasangan
dengan Markis Kido.
Sang Jawara (sumber : dari sini) |
Pencapaian ini adalah diluar dugaan, apa
sebab??? Karena target PBSI adalah bisa menyabet satu nomor saja, ternyata
hasilnya bikin terkagum – kagum. Atlit –
atlit Indonesia berjuang tanpa beban, bermain lepas tapi bermental juara. Apalagi kejuaraan in berlangsung di negeri
tirai bambu, China. Bayangkan tekanan
penonton begitu berat, apalagi tentunya semangat para atlit China sedang
menggebu – gebunya.
Wajar memang jikalau China merasa di atas
angin, karena semua atlit yang diturunkan adalah atlit – atlit dengan peringkat
yang tinggi. Sebut saja pasangan ganda
campuran Xu Chen/Ma Jin adalah pasangan berperingkat 1 dunia. Pasangan ganda
putri Wang Xiaoli/Yu Yang juga peringakat 1 dunia. Du Pengyu berperingkat 3 dunia, Lin Dan yang
walaupun berperingkat 100 dunia tapi mendapatkan wild card karena prestasi dan
dedikasinya terhadap badminton maka dberikan wild card (FYI : seharusnya Lin
Dan tidak bisa ikut kejuaraan dunia tsb, karena peringkatnya yang jauh).
Pasangan Cai Yun/Fu Hai Feng peringkat 8 dunia, siapa yang tidak kenal dengan
pasangan ini, selama hampir 1 dekade mereka menguasai nomor ganda putra. Di tunggal putri pun mereka mempunyai Li
Xuerui yang juga berperingkat 1 dunia.
Atlit Bulu Tangkis China (Sumber : dari sini) |
Karena materi atlit China yang diatas kertas
paling okey saat ini, sepertinya suatu keharusan jika mereka menargetkan bisa
menyapu bersih 5 nomor. Mereka pun punya
target harus mengulangi sejarah seperti kejuaraan dunia edisi 2010 dan 2011,
cmiiw :D. Apalagi kejuaraan dunia ini
diadakan di Guanzhou, China. Pastilah
selain atlit yang berjuang, mereka juga punya pemain lain diluar lapangan yang
menjadi penambah semangat.
Apa
Bedanya Kejuaraan Dunia dengan Kejuaraan yang lainnya????
Logo WBC 2013 (Sumber : dari sini) |
Kejuaraan dunia atau World Championship,
berbeda dengan kejuaraan lainnya karena kejuaraan dunia merupakan kejuaraan
dengan level tertinggi yang diadakan secara langsung oleh BWF. Yang termasuk kejuaraan dunia setara dengan
World Champhionship ini adalah Kejuaraan Dunia Yunior, Piala Thomas (beregu
putra), Piala Uber (beregu putri), Piala Sudirman (beregu campuran) dan
pertandingan Bulutangkis pada Olimpiade.
Selain kejuaraan dunia, Federasi Bulu Tangkis
dunia juga menyelenggarakan 13 kejuaraan bulutangkis yang berformat super
series. Yang termasuk kejuaraan super
series adalah Indonesia Open, Malaysia Open, Korea Open, All England Open
Badminton Champhionships, Swiss Open, Singapore Open, Japan Open, China
Masters, Denmark Open, France Open, China Open, Hong Kong Open, Final Syper
Series Master.
Kejuaraan berformat Grand Prix Emas dan Grand
Prix juga sudah ditentukan oleh BWF.
Kejuaraan yang termasuk Grand Prix Emas adalah India Open, Thailand
Terbuka, China Taipe Terbuka, Makau Terbuka, Beland Terbuka dan Indonesia
Terbuka.
Sedangkan kejuaraan yang termasuk Grand Prix
adalah Jerman Terbuka, Amerika Terbuka, Bitburger Terbuka, Bulgaria Terbuka,
Rusia Terbuka, Selandia Baru Terbuka dan Vietnam Terbuka.
Sebenarnya apa yang membedakan kejuaraan
dunia (World Championships), Kejuaraan Super Series, Kejuaraan Grand Prix Emas
dan Grand Prix??? Yang membedakan adalah dari totalan hadiahnya, pastilah World
Championships yang paling tinggi hadahnya (tapi, aku belum tahu berapa
besarannya). Kejuaran Super Series
kisaran hadiahnya adalah USD 200.000 sampai USD 700.000 (FYI : Indonesia Open
yang paling besar total hadiahnya yaitu USD 700.000, wow amazing). Kejuaraan Grand Prix Emas kisaran hadiahnya
USD 120 sampai USD 170 (kecuali Belanda Terbuka), sedangkan kejuaraan Grand
Prix kisaran hadiahnya USD 50.000 sampai USD 80.000.
Nah, Indonesia mengadakan dua kali even yaitu
yang berformat super series dan Grand Prix Emas. Untuk membedakannya cukup melihat ujung
kalimatnya saja, misalnya Indonesia Open Super Series (Premier) berarti ini
levelnya tinggi karena hadiahnya yang besar, biasanya diadakan di Jakarta. Dan, Indonesia Open Grand Prix Gold, nah yang
ini levelnya lebih rendah dan biasanya diadakan di kota Samarinda atau di
Surabaya (tolong koreksi jika salah). Makanya,
atlit – atlit China atau yang peringkatnya tinggi banyak mengikuti turnamen
yang bertajuk super series, tapi jika ‘hanya’ grand prix gold atau grand prix
biasanya hanya mengirimkan pemain – pemain muda, karena kejuaraan ini juga
dijadikan sebagai ajang uji coba.
Indonesia
Bangkit Lagi, Indonesia Kamu Bisa ^_^
Barangkali tidak salah memang jika dua
pasangan ini setelah menjadi kampiun di kejuaraan dunia tersebut begitu dielu –
elukan. Selain karena level kejuaraan
yang tinggi, kejuaraan ini sepertinya dijadikan sebagai momentum untuk kebangkitan
Bulu Tangkis Indonesia yang seolah – olah mulai pudar.
Indonesia betul – betul tertinggal jauh dari
negara – negara lain, utamanya di sektor putri.
Bahkan, Thailand yang dulunya tidak pernah mampu mengalahkan atlit –
atlit putri kita, malah sekarang melaju begitu kencang meninggalkan srikandi –
srikandi Indonesia. Sebut saja Ratchanok
Intanon yang baru – baru ini mengkandaskan tunggal putri China, Intanon adalah
putri pertama Thailand yang berhasil menjadi juara dunia bulu tangkis di usia
yang sangat belia. Ini sebenarnya cambuk
buat atlit – atlit putri Indonesia, bahwa China itu bisa kalah, jadi tidak usah
gentar.
Di sektor putra, utamanya tunggal putra juga
minim prestasi. Tapi soal stok atlit
putra negara kita ini punya banyak sekali talenta – talenta muda. Hanya perlu
ditambah jam terbang saja. Lee Chong Wei
(peringkat 1 dunia) dan Lin Dan juga sudah memasuki usia – usia yang sudah
tidak muda lagi. Aku yakin Indonesia mampu bersaing, jika melihat andalan China
sekarang seperti Du Pengyu atau Chen Long tidak sehebat Lin Dan. Bahkan Lee Chong Wei tidak memiliki pelapis
di Malaysia sendiri. Satria – satria
Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan jago – jago dari negara lain. Atlit – atlit kita ini hanya perlu
mendisiplinkan diri, semangat juang yang tinggi dan tentunya mengasah kemampuannya
dengan mengkuti kejuaraan, insya Allah mereka bisa juara.
Bicara sektor ganda putra kita tidak pernah
kehabisan stok, terbukti kita sudah punya pasangan muda Ryan/Angga. Jangan salah pasangan ini sudah pernah
mengalahkan pasangan Cai Yung/Fu Hai Feng di Piala Sudirman lalu. Jadi bukan tidak mungkin kita akan meraih
kejayaan bulu tangkis kembali. Mesti,
tidak harus sekarang karena semuanya butuh proses, jadi sebagai penonton,
penyuka ataupun pencinta bulu tangkis jangan terlalu banyak menuntut dulu. Biarkan atlit – atlit kita terus mengasah
diri dan akan berbuah hasil yang manis nantinya.
Aku percaya Indonesia akan bangkit, dan
Indonesia pasti Bisa, Aamiin.
Era
Cai Yun/Fu Hai Feng, berakhir??? Saatnya Melengserkan China
Hampir satu dekade ini, China hampir
mengangkangi semua kejuaraan, mulai dari beregu putra, beregu putri (tahun 2010
dikalahkan oleh Korsel), beregu campuran dan kejuaraan perorangan. Bahkan, pada Olimpiade tahun 2012 lalu semua
nomor disapu bersih oleh China. Miris melihatnya.
Tapi, melihat perkembangan terakhir ini,
China memang masih menguasai bulu tangkis dunia utamanya di sektor putri. Akan tetapi kita tak boleh berkecil hati,
semenjak Susi Susanti pensiun dan Mia Audina lebih memilih ikut suaminya dan
menjadi warga negara Belanda, seolah – olah di bagian putri sudah habis. Yah, sepertinya memang demikian apalagi
bersamaan dengan mundurnya Susi diikuti oleh pasangan ganda putri lainnya
seperti Lili Tampi/Finarsi. Para
srikandi – srikandi ini tidak punya pelapis.
Sepertinya, kita terlalu terbuai dengan
kehebatan Susi dkk, sampai – sampai lupa mempersiapkan pelapisnya. Padahal negara kita ini bukan miskin talenta
malah berlebih, terbukti kita punya kejurnas bulu tangkis yang paling baik
diantara negara – negara lainnya, hal ini juga diakui oleh manager bulu tangkis
handal asal China Li Yong Bo. Tapi,
mengapa setelah para atlit senior itu mundur kita jadi minim prestasi, karena
negara kita terlalu cepat berpuas diri terhadap sesuatu, menang satu kali
senang – senang, padahal kita sudah seharusnya mempersiapkan pelapis – pelapis
Susi Susanti. Menambah jam terbang para
atlit muda terbaik, bisa belajar dari China, yang tidak pernah kehabisan stok
permainan putri, padahal kejurnas kita lebih baik dari negara mereka. Hal ini tejadi karena China tidak segan
mengirimkan atlit – atlit mudanya ke kejuaraan – kejuaraan bertaraf
internasional.
Seharusnya negara mau membiayai atlit – atlit
muda itu untuk mengikuti kejuaraan – kejuaraan dunia, jangan hanya berharap
sponsor yang membiayai. Atlit baru bisa
mendapatkan sponsor jikalau sudah terkenal, kalau belum kesohor tentu para
sponsor itu tidak mau keluar banyak, namanya juga sponsor khan, ada timbal
balik yang diharapkan. Jadi, para
pembesar disana duitnya jangan dimakan sendiri dong, berikan sedikit saja buat
para bibit – bibit muda, biar bisa mengharumkan Indonesia. Daripada kalian para pejabat bisanya cuman
bikin MALU, peace J *halah, ngomong opo sih iki, abaikan. Tapi, pembinaan usia dini dan memperbanyak
jam terbang jangan diabaikan.
Terus, apa hubungannya dengan sub judul
diatas “Era Cai Yun/Fu Hai Feng, berakhir???” mungkin terlalu prematur jika
kemenangan Ahsan/Hendra kita jadikan acuan sebagai indikator berakhirnya era
Cai Yun/Fu Hai Feng. Tapi, bukan tidak
mungkin mengingat prestasi mereka juga sedang menurun saat ini, dan sekarang mereka
hanya berperingkat 8 dunia.
Era Cai Yun/Fu Hai Feng adalah era dimana
mereka bermain dengan rally – rally panjang dan kemudian akan mematikannya
dengan smash yang kuat. Tapi, ternyata
permainan cepat, dengan drive – drive mematikan adalah kunci kemenangan
Ahsan/Hendra.
Dan, pasangan ganda campuran Lilyana
Natsir/Tantowi Ahmad berhasil menunjukkan kematangan dan mental juaranya. Tertinggal match point di set ketiga, bukan
akhir segalanya. Tapi bagi Butet/Owi
–begitu mereka biasa disapa– merupakan awal untuk meraih kemenangan. Mental juara dan bermain lepas menjadi
kuncinya, tidak peduli dengan dukungan supporter dari China. Dan, hasilnya adalah membawa pulang medali
emas sekaligus menjadi juara dunia, yess.
Nah, sekarang saatnya atlit – atlit bulu
tangkis kita melengserkan China jika perlu mengkudetanya, tunjukkan bahwa kita
memang masih sanggup memberikan perlawanan. Maju.
Kembalinya
Ricky/Rexy, Berkah yang Tertunda
Rexy Mainaky merupakan salah satu atlit
terbaik bulu tangkis yang pernah dimiliki Indonesia. Kepiawaiannya dalam olahraga tepok bulu ini
tidak hanya di lapangan, tapi Rexy juga mampu menjadi pelatih. Sebelum, Rexy kembali ke tanah air, Rexy
sempat menjadi pelatih di Malaysia, Inggris dan Filipina.
Rexy melatih Inggris selama kurang lebih 4
tahun, dan berhasil meloloskan ganda campuran Inggris di final Olimpiade Athena
2004, walaupun harus kalah dari ganda China.
Dan, mungkin ini adalah pencapaian terbaik Inggris di ajang olimpiade.
Di Malaysia, Rexy malah bisa mengorbitkan
ganda putra yang sangat ditakuti, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan
pencapaian terbaik medali emas Asian Games thn 2006 dan All England thn
2007. Tapi, setelah 7 tahun di Malaysia
akhirnya tahun 2012 Rexy melatih Filipina, tapi belum genap setahun melatih di
Filipina, Rexy akhirnya mau kembali ke tanah air dan menjadi salah satu
pengurus PBSI, dengan posisi sebagai Kabid Pembinaan dan Prestasi.
Semoga Kolaborasi ini Membawa Berkah (Sumber : dari sini) |
Dan, kesampaian juga Ricky Subagdja kembali
berpasangan dengan Rexy Mainaky mantan tandemnya di lapangan dulu. Tapi kolaborasi saat ini adalah sebagai
pengurus PBSI. Ricky menjabat sebagai
kasubid pelatnas. Semoga hasil kerjasama
si Double R ini menghasilkan prestasi – prestasi yang gemilang bagi atlit – atlit
bulu tangkis yang menghuni pelatnas saat ini.
Bukan Cuma Ricky/Rexy yang bergabung ke PBSI
tapi sejumlah mantan atlit dengan status mantan juara dunia juga ikut
memperkuat kepengurusan Gita Wirjawan mereka adalah Christian Hadinata, Susi
Susanti dan Yuni Kartika.
Sebagian dari Mantan Atlit Bulu Tagkis yang Bergabung dengan PBSI (Sumber : dari sini) |
Ciri – ciri kebangkitan awal bulu tangkis
Indonesia sudah mulai terlihat sejak para mantan atlit ini kembali. Di ajang piala Sudirman lalu, Indonesia
dengan status underdog mampu memberikan perlawanan maksimal terhadap China,
walaupun di penyisihan grup Tim Indonesia kalah telak, tapi di perempat final
tim beregu campuran Indonesia behasil merebut 2 nomor. Bahkan manager tim China berujar “Setelah
lama kami tidak mendapatkan perlawanan dari Indonesia, akhirnya mereka kembali,
seharusnya kami bertemu di babak final bukan di perempat final”.
Seandainya Ricky/Rexy sudah sejak dulu
berkolaborasi mungkin ceritanya akan lain tapi semuanya ada hikmahnya, anggap
saja yang kemarin – kemarin itu adalah berkah yang tertunda, dan sekarang
saatnya berkah itu datang kembali.
Mungkin belum lengkap rasanya jika para
mantan atlet seperti Hendrawan, Ardi Wiranata ataupun Atik Jauhari dipanggil
kembali ke tanah air. Segera kembalikan mereka, dan bangun kembali kedigdayaan
bulu tangkis Indonesia.
Harapan
Para Penghuni Pelatnas Cipayung, Pahlawan Bangsa (Sumber : dari sini) |
Dan, akhirnya juara lagi, semoga bukan hanya
saat ini tapi seterusnya akan ada juara – juara lagi, Semangat dan Maju terus
Indonesia.
Salam Cinta ^_^
Sumber Bacaan :
www.wikipedia.com
website resmi BWF
===============================
9 komentar
Waahhh..ulasan yg lengkap dari seorang fans asli... kagum dg prestasi putra terbaik indonesia...tapi juga kagum dg ulasan penuh cinta di postingan ini
Selamat... selamat... utk para atlet Indonesia :)
aku yang ini ga nonton, mba. tapi baca tulisan mba sama temenku juga, jadi tau kalo indo juara lagi hehe. moga selalu ada bibit baru atlet yang mumpuni ya. aamiin
@ mba ade...hehehehe :D makasih mba Ade :D sayang yagh aku blm dkaruniai putra/putri rencana awal mw dijadikan atlit badminton kalo gak tennis, hahahahaha :D
@ mba santi...selamat dan semangat lagi :D
@ mba Ila...aku nntn di youtube aj mba ila :D
Aku nggak ngikutin Berita segala Olahraga mbak hiks...Tapi ikut berharap prestasi atlit Indonesia membaik dan senang juga dengan juara2 yg mereka raih....Ulasannya keren mbak bisa memberi ilmu bagi aku pribadi.
Akhirnya aku berharap semoga di laga – laga selanjutnya, Indonesia mampu memberikan kemenangan,
Aamiin :)
@ mba haya....Alhamdulillah kalo bisa menambah ilmunya :D
@ noe... Aamiin,Aamiin :)
Semoga Indonesia kembali berjaya, tidak hanya dalam bidang olahraga tapi juga yang lain. Aamiin.
Rexy-Ricky itu idolaku, keren banget. Susi Susanti dan Alan juga keren :)
sama mba esti...Ricky/Rexy i2 idolaku banget, banget dan banget, hehehehe :D
Posting Komentar