Di bulan
Juni nanti tepatnya tanggal 22 sudah genap 7 tahun aku menetap di Pariaman –
Sumatera Barat, aku meninggalkan kota kelahiranku tercinta yang tentunya selalu
kurindukan “ Makassar “, kutinggalkan Makassar bukan karena tidak cinta pd
Makassar tapi sebagian dari tugas yang diberikan oleh negara mengharuskan aku
meninggalkan kota Makassar menuju sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Barat,
Padang Pariaman tepatnya...
Kompleks
tempat tinggalku yang juga merupakan lembaga pendidikan sejatinya adalah sebuah
sekolah yang siswa siswinya wajib tinggal di asrama istilahnya boarding school,
termasuk guru – gurunya sebagian besar tinggal di kompleks dan berbaur bersama –
sama, suatu hal yang menyenangkan, sekolah yang mempunyai luas kurang lebih 21
Ha ini menampung kami yang berlatar belakang budaya dan agama yang berbeda,
mulai dari Sabang sampe Merauke semuanya ada disini, aku menyebutnya sebagai “
Indonesia Mini”, mengapa Indonesia Mini karena dalam satu kompleks ada berbagai
macam budaya dan adat istiadat yang berbaur jadi satu dalam kebersamaan...
Aku dan
teman2ku yang kebetulan mendapatkan tugas di SUPM Pariaman ini, diberikan
fasilitas negara berupa rumah dinas, jadi jangan heran jikalau pada saat pagi
hari di jam2 kantor rumah – rumah terlihat sepi karena pemiliknya sebagian
besar bekerja, kecuali yang istrinya memang total tinggal di rumah sebagai ibu
rumah tangga maka rumah mereka jendelanya akan nampak terbuka...
Foto di
atas adalah rumah2 yang berpenghuni di siang hari bandingkan dengan foto
dibawah rumah2 yang tidak berpenghuni di siang hari..
Rumahkuuuu, semua pintu dan jendela tertutup.
Rumah Bu Kiky, semua pintu dan jendela juga tertutup.
Pada siang
hari panasnya menyengat karena posisi rumah hanya berjarak 100 m dari bibir
pantai, tapi daerah ini dilewati oleh garis khatulistiwa jadinya hujan juga
akan selalu turun, sesuai pengalaman ku hujan turun setiap 2 minggu, jadi kami
tidak pernah merasakan kekeringan yang berlebihan seperti saudara2 kami di
propinsi lain. Saking sepinya nie
kompleks di siang hari tukang jualan pun jarang masuk, kalo pengen beli sari
roti yagh mesti memacu motor menuju kota Pariaman tapi beruntunglah sejak awal
tahun 2013 ada abang tukang bakso yang sering masuk ngiderin kompleks sambil
memukul mangkoknya, pangsit baksonya enak lho harganya pun terjangkau cmn Rp.
6000, si abang tukang bakso ini jualannya biasanya menjelang sore saat kami
semua sudah pulang kantor atau pada saat malam hari, selain tukang bakso juga
sering masuk penjual sayur, yang bertindak sebagai penyedia bahan makanan kami,
tapi si bapak sayur begitu kami memanggilnya kadang jualannya tinggal kentang
sama cabe doang, jadinya mau masak apa coba J
Sepinya
siang hari sangat kontras dengan suasana sore hari, jika sore menjelang senja
kompleksku ini rame banget ada banyak kegiatan.
Hidup di kompleks SUPM Pariaman harus mampu menyesuaikan dengan kegiatan
siswa dan siswinya contohnya rumahku yg terletak tepat di depan mushollah harus
rela mendengar kebisingan mereka di pagi2 buta, apalagi kalau guru piketnya
mewajibkan mereka lari keliling kompleks, larinya pun sambil menyanyikan lagu2
komando gitu, kebayang khan ributnya.
Nah,
belum lagi jika para siswa dan siswi mesti menjadi anggota korsik untuk acara
hari2 besar nasional maka siap2 mendengar suara drum, tenor bahkan terompet
beserta semua peralatan drumband itu berbunyi bersahutan yang kadang enak di
dengar kadang kacau balau tidak jelas.
Korsik
atau Drumband SUPM Neg. Pariaman “ Gita Bahari Nusantara “ sedang latihan di
sore hari.
Kembali
di suasana sore hari kompleksku, di suasana sorelah kami para emak-ers sering ngumpul
sambil ngobrol2, ngerumpi bareng sambil nyuapin anak atau mengawasi anak yang
sedang bermain, berlarian dan sepedaan, kalo aku sih seringnya main sepedaan,
hehehe :D kami para emak-ers selalu rukun, kalopun ada perselisihan paham akan
diselesaikan dengan sebaik – baiknya, gak pernah ada tuh acara cekcok ataupun
acara jambak – jambakan rambut, ternyata tingkat pendidikan memang sangat
memengaruhi pola pikir para emak-ers, bukan apa2 hampir 80% ibu2 disini pernah
mengenyam pendidikan tinggi, jadi rumpi
tetep tapi hanya sekedar sharing biasa tentang anak – anak mereka.
Para emak-ers
dengan kegiatannya, ada yang nyuapin, ada yang bantuin naik sepeda, ada juga yang
sedang berpose, hahahaha ;D
Anak – anak kecil pun sangat senang jika waktu sore hari datang karena mereka diijinkan untuk bermain – main bersama temannya, coba liat kebahagiaan anak2 kecil itu bersepeda, kejar – kejaran dsb.
Bapak-ersnyapun
pada sore hari bisa menyalurkan bakat terpendamnya di bidang olahraga maupun
musik. Di kompleksku ini tersedia
fasilitas olahraga baik itu lapangan tenis, lapangan sepakbola, lapangan volly,
lapangan basket, lapangan tennis meja dan lapangan badminton menyenangkan !!!
kenapa menyenangkan bagi para bapak-ers karena para bapak-ers inilah yang
paling sering berolahraga, saat lapangan tennis belum rampung maka mereka menyerbu
lapangan badminton dan tenis meja, sebagian ada juga yang bermain volly dan
bola basket bareng siswa. Satu hal yang kupelajari dari bapak-ers ini adalah
mereka suka latah, di saat rame2 maen badminton pada beli racket, gak seberapa
lama karena kesibukan masing – masing akhirnya maen badminton terlupakan, saat
lapangan tennis sudah siap digunakan bapak-ers pun ikut beli racket tennis yang
harganya mahal tingkat badai tornado, bahkan mereka main tennisnya sampai jam
11 malam kebayang capeknya tuch mereka, dan alhasil sekarang kelihatannya
mereka jarang main tennis lagi, taruhlah racketnya mereka gantung kembali dan
mereka akhirnya kembali tenggelam dengan kesibukan masing2, bahkan ada yang
kembali selera asal bermain PS sampe pagi2 buta.
Fasilitas
olahraga yang sering digunakan oleh bapak-ers bareng siswa, selain itu
bapak-ers juga punya grup musik lho, nama bandx adalah Lapendos yang berganti
menjadi Lapendis, hoalahhh (Lapendis = Lelaki Penuh Dedikasi).
Bapek-ers
juga biasa momong anak di sore hari, senyum bahagia, lepas sementara dari rutinitas kerja itulah yang
membuat suasana sore hari adalah hal yang menyenangkan.
Sementara
bapak-ers dan emak-ers menikmati sore harinya, para siswa dan siswi tanpa perlu
dikomando juga akan melakukan rutinitas mereka masing2, olahraga sore, belajar
sore, ikut macam2 ekskul seperti drumband, beladiri, pramuka, fitnes dan
menyalurkan bakat bermusiknya, ada juga yang hanya ngobrol2 saja bahkan ada
yang sukarela membersihkan lingkungan kompleks.
Begitulah
susana sore di kompleks SUPM Pariaman sangat terasa kompak dan kebersamaannya
walaupun kami berbeda latar belakang budaya dan agama tapi kami tetap kuat
dalam satu korps “ Keluarga Besar SUPM Neg. Pariaman “, kami saling menyayangi,
memahami, mengerti dan saling tolong menolong, jadi janganlah melihat seseorang
dari latar belakangnya yang berbeda dengan kita karena sesungguhya kita
bersaudara.
Salam Cinta...
Postingan
ini disertakan dalam #8 minggu ngeblog anging mammiri.
9 komentar
asyiktuh kayaknya. hanya panas aja ya mbak.awalnya kukira mbak Aty tu orang pariaman tapi tinggal di makasar. ternyata aku terbalik.:D
panas banget mba disini, tapi hujan akan turun paling lama panasx hanya 2 minggu :D, asli org makassar terdampar di Pariaman, tp asiik kok tinggal dsini, semuanya perantau en keluargax muda2 semua :D
bagus ceritanya Bu Aty...sayang rumahq gak ikut di photo. Boleh dong request, next time kalo bikin cerita rumahq dijepret juga ya......trims
hey mr. samsi...rumah pak samsi msh kosong makax belum di jepret, next time deh :D
bagus kak aty..apalagi pose ku dan affif dibikin gedhe..he..he..tetep narsis.. jadi pengen nge-blog juga... LANJUTKAN...
Ayooo ran, ngeblog seru lho, pokokx nulis2 ajah...i2 pak samsi sampe komen jg pengen ftx djepret, drpd ngobrol g jelaa mending kita nulis, berlatih tokh :-)
Euyyy indonesia mini..
Dari ibuker.bapaker.anakers hhh.. Ada aktivitas.x yg dtunjang komplik.x fasilitas..
Aseggg
Iya mas ferdy, banyak fasilitasx d kompleks nie tinggal dmaksimalkan aj penggunaanx en hrs slalu drawat :-)
Wahhh
Posting Komentar