Jika
orang ditanyai siapa wanita paling inspiratif menurutnya, maka 80 sampai 90%
akan menjawab bahwa ibu-nyalah sumber inspirasi dalam hidupnya, yah karena ibu
lah orang yang paling lama kita kenal, bayangkan sejak dalam kandungan kita
sudah terbiasa mendengar suara ibu yang telah melahirkan kita, yah tidak dapat
dipungkiri bahwa ibulah yang mungkin paling dekat degan kita tapi bagiku selain
ibu yang selalu kupanggil mama’ ada sosok wanita lain yang juga selalu
menginspirasiku beliau adalah mama’nya mama’ku alias nenekku dan akhirnya di
tantangan 8 minggu ngeblog bersama anging
mammiri, minggu ketiga dengan tema wanita inspiratifku (lain waktu kisah
tentang mama’ku akan ku share juga kalau untuk sekarang biar menjadi cerita
untuk kami anak – anaknya ).
Wanita
inspiratifku adalah seorang wanita yang biasa saja dan sederhana, yagh dia
adalah mama’nya mama’ku atau nenekku yang biasa kupanggil Engga’ beliau adalah
salah satu wanita inspiratifku, yagh karena sungguh dari beliau lah aku belajar
kesabaran dan dari beliaulah aku belajar
bagaimana mencintai.
Engga’ku
dulunya cuman penjual songkolo’, itu lho beras ketan yang diberi serundeng di
atasnya tapi beliau sanggup membantu kakekku menghidupi anak – anaknya, maklum
kakekku cuman buruh pelabuhan, dari enam orang anak Engga’ku hanya yang paling
bungsu lah bisa bersekolah sampai ke tingkat SMU (kalopun tanteku kuliah itu
karena kerja sambil kuliah). Engga’ku adalah sosok perempuan jaman dulu banget
yang selalu tunduk pada suaminya, apapun yang dikatakan suaminya itu adalah
titah baginya, tidak pernah melawan (beda banget sama cucunya yang berjiwa
pemberontak, hahahaha). Cintanya pada
suami begitu dalam dan begitu kuat, suatu ketika pernah aku ngobrol dengan Engga’
karena kulihat teman2 kakekku ini punya istri lebih dari satu orang,
percakapanku dalam bahasa bugis tapi transleternya kira – kira seperti ini...
“
Engga’, apa kakek punya istri lain “ tanyaku sambil menatap wajahnya dalam,
lama beliau terdiam kemudian menjawab dengan senyum keibuannya “ Kakekmu itu
ganteng tentu banyak yang suka “ beliau berhenti sejenak “ Dulu dengar gossip
ada yang suka dengan kakekmu tapi sepertinya tidak jadi menikah “ lanjutnya
tersenyum.
“
Kenapa gak jadi “ tanyaku antusias yang cenderung kepo “ Karena cuman nenekmu
ini yang dicintai kakek-mu “ jawabnya sambil tertawa terkekeh, sepertinya jiwa
narsisku turunan dari Engga’ku deh, glekkk...
Engga’ku
mungkin bukan pasangan romantis seperti kakek dan nenek yang lainnya tapi Engga’ku
selalu berpesan “ Jangan suka bertengkar dengan suamimu, berkomunikasilah
selalu, penuhi hari – harimu dengan cinta dan jangan lupa saling menyayangi
hingga tua “
Dan
Engga’ku yang sudah meninggal tepat setahun lalu, yang selalu berkata “ Jangan
tidur di atas perut saya, karena kamu tidak akan melihatku meninggal nanti “
perkataan yang selalu kujawab dengan “ jangan meninggal kalau saya tidak ada “
dan terbukti aku memang tidak di dekatnya pada saat meninggal tapi suaraku lah
yang paling terakhir di dengarnya kemudian beliau meninggal, Alfatihah selalu
buatmu Engga’ tak putus – putus sampai sekarang selalu ku kirimkan.
Beliau
Engga’ku mungkin tidak berpendidikan tapi beliau selalu berkata “ Saya tidak
sekolah tapi mudah – mudahan kamu bisa sekolah setinggi – tingginya “ asli kata
– kata ini selalu membuatku menangis “ Saya tidak bisa membaca tapi saya mau
kamu bisa membacakan dunia untuk saya “ dan sekarang walaupun aku belum bisa
menghabiskan bacaanku untukmu Engga’ tapi Insya Allah kelak akan kubacakan
dunia ini untukmu, bukan hanya itu kelak akan kurangkai kata demi kata menjadi
sebuah kalimat indah yang bukan cuman aku yang membacakannya untukmu tapi
seluruh dunia akan membacakannya untukmu.
Foto
Engga’ (berkebaya pink) sekitar tahun 90-an, beliau masih sehat.
Salam cinta.
Postingan ini disertakan dalam #8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri
19 komentar
yang kecil itu aneeeeee...hahahahhaaah
pada keluarga besar, nenek memang sering menjadi orang kedua setelah ibu kita ya yang memberi arti dalamperkembangan kita. bagus tulisannya. mengharukan.
Subhanallah ... jadi ingat nenekku yang meninggal tahun 95 hiks.
Asyik ya akrab sama nenek :)
@ kaptensagara....glekk cikali to'bbenuh dst tokh kentara sekali, hahaha, td malam kucari fotox engga ternyata ad semua di leptop compaq yg kukirim ke pace, ad kudapat di fesbukx uly, adeh ft yg pake kacamata thn 2009, dak tega kupasang...
@ mba ade...iya mba, nenekku ini teman ngobrolku, kadang dy pake bahasa bugis, aku jawab pake bahasa indonesia dialek makassar, tapi nyambung kok, mslhx kadang bhs bugisku pasaran takutx terdengar kasar...hehehehe :D
@ kak niar...Alfatihah buat nenek kak Niar, asyik akrab sm nenek kalo dimarahi sama mama' ada yg bela...hehehehe :D
insya Allah beliau akan selalu hidup di hati ta'
jadi ingat Almarhum nenekku juga.
insya Allah dek Eko, Alfatiha buat nenek tah juga...
jadi rindu sama nenekku,,,
yo doain nenek kita masing2 mudah2an senantiasa diberi kesehatan . Amin
Alfatiha buat nenek2 kitaaa, Aamiin...
Jadi ingat dengan nenekku. Tapi sekarang udah tidak ada, cuma tinggal nenek dari bapak
Maksudnya jangan tidur di atas perut apa kk? ._.
Semoga nenek diterima disisi-Nya~ Amin!!!
katanya kalo kita suka tidur di perutnya orang yang kita sayang pas dy meninggal kita gak bs disampingnya, mitos ajah kali yagh Dek Dweedy :D
alfatiha buat nenek dek fadly yagh..semoga beliau mendapat tempat yang layak dan buat nenek yg masih hidup semoga selalu diberi kesehatan...
saat baca judul, saya mikir loh, Mama'nya Mamaku? ooh, neneeeek ...
jadi rindu nenek saya juga, beliau juga telah meninggal :') hanya bisa kirim doa dan mengenang serta jalankan pesan2 beliau
hehehehe, iya mba litha, kalo penyebutan d makassar mama i2 jd mama'...
Alfatiha buat nenek mba litha juga yagh :-) btw nenekku g bs bhs indonesia...
Engga'mu Engga'ku juga... sama sama kita punya engga,,,
makasih artikelnya kaka,, mengingatkan sekali..
@ amran...hihihi, kita Errang kah, adeknya waty????berarti sepupuku kie tuh, wkwkwkkwk :D
Iye Sayaji Kaka...
Posting Komentar